Metode Pelaksanaan Pembesian, Bekisting dan Pengecoran pada Kolom, Balok dan Pelat Lantai



A.    METODE PELAKSANAAN PEMBESIAN

1.      Pengadaan Material Baja Tulangan

Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan.

Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap sekian ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter.

Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai, maka material akan dikembalikan ke supplier.


2.      Penyimpanan Material Baja Tulangan

Material besi tulangan yang telah memenuhi spesifikasi akan disimpan berdasarkan kelompok diameternya masing-masing. Dalam penyimpanan, hal yang perlu diperhatikan adalah baja tulangan tidak diperbolehkan bersentuhan dengan tanah.

Caranya dapat memakai balok kayu atau beton yang dijadikan sebagai dasar dan alas. Tujuannya adalah agar baja tidak berkarat, kotor dan kena benturan.

3.      Pemotongan dan Pembengkokan Baja Tulangan

Tahapan ini juga biasa disebut dengan fabrikasi. Pada proses fabrikasi ini akan dilakukan pembengkokan dan pemotongan pada baja tulangan untuk kemudian dirakit sesuai desain dan spesifikasi yang dibutuhkan.

Untuk pemotongan digunakan mesin Bar Cutter, sedangkan untuk pembengkokan digunakan mesin Bar Bender.

Dengan cara ini, maka akan dibuat berbagai jenis tulangan, seperti sengkang, cakar ayam, rangkaian tulangan kolom, balok, pelat, dan shear wall.

4.      Pemasangan Baja Tulangan pada Elemen Struktur

Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk komponen struktur seperti kolom, balok, pelat, atau shear wall. Kemudian, material yang telah dirakit akan di pindahkan dengan menggunakan tower crane dari lokasi perakitan ke lokasi pemasangan.

Pemasangan komponen tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta koordinasi dengan para pekerja yang bertugas melakukan pemasangan tulangan. Pemasangan dilakukan dengan hati-hati agar akurat dan tidak terjadi dislokasi. 

Pada komponen tulangan pelat dapat dipasang beton decking. Tujuannya adalah untuk menopang tulangan pelat agar tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Selain itu, dipasang juga cakar ayam, yaitu tulangan ulir yang dibengkokkan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai agar sesuai rencana.

5.      Pengecekan Tulangan

Setelah seluruh tulangan terpasang, maka perlu dilakukan pengecekan tulangan oleh tim Quality Control apakah jumlah dan posisi tulangan sudah terpasang dengan benar sesuai dengan gambar rencana.


B.      METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING

 

1.      Perencanaan bekisting beton bertulang

Dalam perencanaan ini perlu dipelajari terlebih dahulu mengenai struktur bangunan yang hendak dikerjakan. Periksalah dengan cermat desain struktur, mekanikal elektrikal dan arsitektur. Jika diperlukan, lakukan perubahan atau penyesuaian yang dibutuhkan.

Setelah itu barulah bisa ditentukan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dijalankan. Selanjutnya buatlah gambar shop drawing untuk bekisting beton bertulang. Dari gambar yang dibuat, lakukan penghitungan jenis dan jumlah material bekisting beton bertulang yang nantinya akan dipakai. Dari penghitungan jenis dan jumlah material dapat diketahui pula besar biaya yang akan dikeluarkan untuk pekerjaan ini.

Dalam proses perencanaan ini pula perlu ditentukan mengenai pengadaan bekisting. Bekisting bisa didapatkan dengan cara membeli atau menyewa dari supplier. Tentu saja setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Setelah pengadaan ditentukan, barulah dilakukan pengajuan penawaran kepada penyedia bekisting untuk mendapatkan harga yang sesuai. Pada alur ini bisa ditentukan juga tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap proses pengiriman, pemasangan dan pembongkaran bekisting.

Jika perencanaan sudah selesai dilakukan, selanjutnya lakukan evaluasi yang berkaitan dengan besarnya biaya, kualitas dan metode kerja. Bila dirasakan masih kurang memuaskan, maka bisa dipertimbangkan untuk memakai tipe bekisting lain yang lebih tepat.

2.      Pengadaan bekisting

Bila pilihan untuk pengadaan bekisting sudah ditentukan, selanjutnya pada alur yang kedua ini ditentukan metode pengiriman bekisting dari supplier ke lokasi pengerjaan pembangunan. Perlu juga dilakukan pengawasan terhadap penerimaan material bekisting agar  sesuai dengan data perencanaan kebutuhan bekisting. Tentukan pula langkah yang harus diambil jika material bekisting sudah sampai di lokasi pembangunan. Apakah material bekisting langsung dipasang ataukah harus disimpan terlebih dahulu sampai waktu yang telah ditentukan.

3.      Pemasangan bekisting

Lakukan pengukuran lokasi pengerjaan dengan tepat berpedoman pada gambar shop drawing bekisting yang dibuat. Setelah pengukuran selesai, bersihkan bekisting dari kotoran. Bekisting haruslah dalam keadaan bersih agar diperoleh hasil cor beton yang rapi dan sesuai dengan struktur yang diharapkan.

Kemudian lakukan pemasangan bekisting beton bertulang sesuai dengan garis marka ukur yang sudah dibuat. Periksa dengan seksama posisi, tingkat kedataran dan juga tingkat ketegakannya. Periksa pula kekuatan bekisting. Bila sudah terpasang dengan benar, barulah bisa dilakukan pengecoran beton.

4.      Pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting tentu saja jika bekisting sudah tidak lagi digunakan atau saat hasil pengecoran beton bertulang sudah bisa dibuka. Urutan pembongkaran bekisting ini perlu ditentukan sejak awal supaya proses pembongkaran bisa berjalan dengan cepat dan efisien. Lantas perlu ditentukan pula penggunaan bekisting selanjutnya. Misalnya untuk pengerjaan berikutnya atau dikembalikan kepada supplier jika bekisting tersebut merupakan bekisting sewaan.

5.      Pemilahan bekisting

Pemilahan bekisting yang sudah tidak bisa dipakai. Material yang tak lagi berguna bisa segera dibuang sehingga lokasi pembangunan bersih dari sampah. Sedangkan meterial yang masih bisa dimanfaatkan atau bernilai jual bisa disisihkan.


C.    METODE PELAKSANAAN PENGECORAN                                                                                                                                               

Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan bekisting dan tulangan telah terpasang sesuai rencana.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan pengecoran.

·         Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung

·         Ketepatan ukuran dan elevasi harus dipastikan sesuai dengan rencana

·         Bekisting harus dipastikan kuat agar tidak terjadi pergerakkan selama pekerjaan pengecoran

·         Beton yang sudah mengeras dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan harus dibersihkan dari permukaan bagian dalam alat pengangkut

·         Bekisting harus sudah siap tanpa genangan air dan kotoran/sampah

·         Pembesian, bahan ekspansion, joint, angkur dan bahan yang hendak ditanam dalam beton harus sudah terpasang

·         Semua persiapan dan pembesian akan diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pengawas.

·         Subgrade yang semiporous harus dibasahi terlebih dahulu untuk mencegah perembesan dan subgrade yang porous harus dilapisi dengan bahan pengisi yang disetujui Direksi Pengawas.

Pekerjaan pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari untuk menghindari kemacetan saat pengangkutan beton ready mix dari batching plant ke lokasi proyek. Untuk memastikan kualitas beton ready mix, maka saat mixer truck datang dilakukan pengecekan nilai slump.

Nilai slump harus sesuai dengan nilai slump yang tertera pada spesifikasi teknis dengan toleransi yang diizinkan. Apabila nilai slump test lebih besar, maka dikhawatirkan akan terjadi segregasi. Namun apabila nilai slump test lebih kecil, maka beton terlalu kering sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan crack.

Pekerjaan pengecoran dibagi menjadi dua, yaitu pekerjaan pengecoran untuk kolom dan shearwall dan pekerjaan pengecoran untuk balok dan pelat.

1.      Tahapan Pekerjaan Pengecoran Kolom dan Shearwall

Pengecoran pada kolom dan shear wall biasanya memiliki volume yang kecil, sehingga dapat menggunakan bucket dan pipa tremie yang kemudian diangkut menggunakan tower crane ke tempat kolom/shear wall yang ingin di cor.

·         Tuangkan beton ke dalam bucket dari concrete truck. 

·         Pasang pipa tremi ke bucket

·         Bucket yang sudah terisi dengan beton dipindahkan dengan menggunakan tower crane ke tempat elemen struktur yang akan di lakukan pengecoran. 

·         Posisikan agar tinggi jatuh saat penuangan beton ready mix dibawah 2 m agar tidak terjadi segregasi dikarenakan agregat yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu. 

·         Setelah operator tower crane menyesuaikan posisi bucket, maka beton ready mix dapat dialirkan dari bucket ke elemen struktur melalui pipa tremie. 

·         Segera setelah penuangan beton ke bekisting, beton dipadatkan menggunakan electric vibrator. 

·         Setelah bekisting terisi sampai penuh atau sampai batas yang ditentukan (stop cor) beton kemudian diratakan.

 

2.      Tahapan Pekerjan Pengecoran Balok dan Pelat

Pengecoran pada balok dan pelat memiliki volume yang masif, sehingga perlu menggunakan concrete pump.

·         Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump.

·         Dari concrete pump beton ready mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen struktur yang akan di cor. Pompa dapat disesuaikan dengan cara disambung atau dilepas, serta terdapat pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat dilakukan secara merata. 

·         Segera setelah beton di tuang, maka beton diratakan dengan penggaruk agar beton dapat tersebar secara merata. Setelah itu, akan dilakukan pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator.

·         Pemadatan beton dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton sehingga beton dapat menjadi lebih padat dan menghasilkan mutu beton yang baik. Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya bleeding, biasanya pemadatan tidak boleh dilakukan lebih dari 30 detik.

·         Setelah beberapa saat, maka permukaan beton akan diratakan dan diperhalus menggunakan papan kayu.

3.      Curing Beton

Perawatan beton (Curing) ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan.

Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Salah satu material untuk curing beton adalah Curing Compound.

Curing Compound ini adalah material berbahan dasar synthetic rubber yang ditambah pelarut dan bahan-bahan yang lain untuk melindungi beton selama masa pengikatan awal dari kehilangan air akibat panas matahari maupun angin dari udara bebas.

Umumnya material ini mengering dalam waktu singkat dan membentuk lapisan tipis sehingga melindungi beton dari hujan karena bersifat kedap air dan penguapan berlebihan selama proses pengikatan awal.

Curing Compound diaplikasikan pada beton yang sudah mulai mengering dengan cara disemprotkan menggunakan pompa penyemprot, diolesi dengan menggunakan kuas roll, atau dituang begitu saja dan diratakan.

 

Newest
Previous
Next Post »