Memilih Manhaj


Sejak lebih dari 40 tahun lalu, saya sibuk mencari manhaj atau pola pikir. Karena manhaj adalah kunci semua harta karun ilmu yang membentuk cara berpikir lurus.
Setelah bertahun-tahun saya mencari, akhirnya saya yakin bahwa manhaj terbaik dalam memahami agama bahkan untuk memahami kehidupan dunia adalah manhaj al-Azhar yang sangat seimbang dan moderat.
Saya telah mempelajari manhaj lain. Ada sebuah manhaj yang saya sangat menolaknya, karena merupakan cara pikir dangkal dan bersifat terbatas, tidak mendalam dan tidak bersifat menyeluruh. Manhaj ini saya lihat di kitab Ahsanu al-Bidhā’ah, kitab yang menjelaskan bahwa jam dibuat melalui produksi tertentu, bukan hasil dari sihir. Penulisnya, Syaikh Ibnu Sahman menjawab Ibnu Rais yang mengharamkan jam karena merupakan sihir.
Sebenarnya permasalahan ini tidak lagi penting pada era ini. Namun saya ingin memperlihatkan manhaj Ibnu Sahman yang sangat aneh dalam kitab ini. Dia mengatakan bahwa salah satu dalilnya adalah bahwa imam al-Razi telah menyatakan bahwa jam itu dibuat dengan produksi.!!
Apakah jika imam al-Razi tidak menyatakan ini berarti kita harus mengikuti pendapat bahwa jam adalah salah satu bentuk sihir?!
Kami menolak manhaj ini karena ini tentang memahami syariat secara menyeluruh dengan cara yang aneh, hingga seolah agama yang mereka jalankan bukanlah syariat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dan bukan agama yang berbicara kepada semua lapisan umat manusia!!
Menurut saya, pendapat mereka adalah hasil gambaran atau pemahaman mereka pada agama yang kemudian pemahaman ini mereka paksakan kepada semua manusia!! Karena inilah mereka menjadikan citra dan nama agama Islam buruk, sehingga mereka menjadi penghalang antara manusia dan agama Allah tanpa mereka sadari. Inilah titik bahaya sebenarnya.
Saya sangat menghormati semua yang mencurahkan hidupnya untuk ilmu agama, baik yang sesuai manhaj lurus, atau yang tidak sesuai. Saya akan menyebutkan beberapa fakta dan nama. Saya tidak bermaksud apapun kecuali menjelaskan kebenaran. Semoga Allah merahmati semua umat Islam yang telah mendahului kita.
Ya.. Manhaj ini juga yang mengingkari bahwa bumi berputar pada porosnya, karena yang berputar mengelilingi bumi adalah matahari..! Kemudian saya bertanya pada pengikut manhaj ini: Apakah bumi bentuknya bulat? Mereka dengan tegas menjawab: Pasti, bumi bulat karena Ibnu Taymiah menyatakan di kitab Risālah ‘Arsyiah bahwa bumi bulat, dan ini merupakan ijmā’!! Manhaj inilah yang mengingkari bahwa ada manusia yang telah sampai mendarat di bulan..! Mereka menulis kitab untuk menegaskan ini. Ada kitab: Al-Nūr, Fi Kauni al-Ardhi Tsābitah, wa al-Syams Haulaha Tadūr (Kitab yang menjelaskan bahwa matahari berputar mengitari bumi yang tetap di tempat) karya Muhammad al-Yahya. Sementara syaikh Hamud al-Tuwaijiri menulis dua kitab besar Al-Shawā’iq al-Syadīdah `ala Ahli al-Haiah al-Jadīdah. Ahli haiah yang ia maksud adalah badan astronomi modern. Hingga ia mengharamkan ilmu astronomi dan mengatakan bahwa para astronom adalah orang zindiq!! Ia juga mengharamkan ilmu Geodesi dan Geologi. Kitab ini sebenarnya adalah dukungan kepada syaikh Abdul Aziz bin Baz yang menulis kitab Al-Adillah al-Naqliah al-Alhissiah `Ala Jarayāni al-Syamsy wa Sukūni al-Ardh wa Imkāni al-Shu`ūd ila al-Kawākib (Dalil dari Qur’an, hadis dan bukti materil bahwa matahari mengitari bumi yang diam di tempat, serta kemungkinan ada orang yang sampai pada planet).
Hal yang mendatangkan bahaya bagi kita adalah bahwa mereka tidak menganggap pendapat mereka sebagai sebuah pendapat mereka, namun ini adalah firman Allah (QS Yāsīn: 38)!!
Mereka juga yang mengharamkan fotografi, melalui banyak kitab mereka. Mereka juga mengatakan bahwa shooting film dan televisi merupakan bentuk kefasikan. Mereka mengharamkan makan dengan sendok kecuali saat darurat. Mereka haramkan cara makan modern dengan duduk di kursi dan penataan makanan ala Barat, melalui kitab Al-Iydhāh wa al-Tabyīn lima waqa’a fīhi al-Aktsarun min Musyabahati al-Musyrikīn. Mereka juga mengharamkan tepuk tangan dan menggunakan jam tangan!!.
Kita harus mengkaji ulang manhaj seperti ini.. Karena pemahaman ini yang akan membawa pada perusakan nama baik Islam dan umat Islam di mata alam semesta..!
Sedangkan jika kita melihat manhaj al-Azhar, maka kita akan mendapatkan syaikh Muhammad Bakhit al-Muthi’i menulis kitab yang memadukan antara ilmu astronomi dengan al-Qur’an serta Hadis. Beliau juga menulis kitab khusus tentang bolehnya fotografi dan phonograph.
Inilah perbedaan antara manhaj tadi dengan manhaj al-Azhar.
Manhaj al-Azhar dibangun atas dasar ilmu-ilmu yang begitu lengkap dan komplit, baik dari ilmu bahasa, Ushul Fikih, Fikih dan lainnya. Semua ilmu ini bertujuan untuk memahami al-Qur’an, Hadis, nilai-nilai luhur syari’at, kebaikan manusia, konsekuensi atau akibat masa depan sebuah hukum dan penerapan syariat pada realitas kehidupan. Manhaj al-Azhar ini jauh berbeda dengan manhaj yang tidak komplit ini, yang menyampaikan pendapatnya tentang segala sesuatu sesuai dengan apa yang tampak bagi akalnya, saat ia membaca ayat atau hadis tanpa perenungan dan penelitaan. Seluruh golongan yang bermanhaj ini berbangga diri menyatakan bahwa mereka adalah golongan tertutup yang menjauhkan diri dari realitas kehidupan dan sangat teguh berpegang pada cara pemahaman mereka, meski akan mendatangkan bahaya!!
Karena itulah saya memilih manhaj al-Azhar yang ada berdasakan pondasi ilmu yang jelas. Manhaj al-Azhar terus bergerak dalam merealisasikan ibadah, kemakmuran alam semesta dan kesucian hati sesuai jalan lurus, ilmu dan petunjuk Rasulullah Saw.
• Maulana Syaikh Ali Jum’ah
(Diterjemahkan dari tulisan beliau ‘Ikhtiyārul al-Manhaj’. Disebar di salah satu harian Mesir, pada 1 Desember 2014)
fp ahbab maulana syeikh ali jum'ah
Previous
Next Post »